PENGOLAHAN SINYAL VIDEO
1. Penguat IF
Penguat IF
merupakan sebuah Band Pass Amplifier yang berfungsi untuk mempekuat frekwensi
menengah atau IF (Intermediate Frequency) sinyal pembawa gambar yang berasal
dari keluaran Tuner agar levelnya mencukupi untuk dideteksi oleh bagian video
detektor. Untuk sistim PAL BG seperti di Indonesia spektrum frekwensi penguat
video IF menggunakan center pada frekwensi 38.9Mhz untuk IF sinyal pembawa
gambar (video carrier) dan 33.4Mhz untuk sinyal IF pembawa suara (sound
carrier)
Bagian penguat Video IF sangat penting karena menentukan kualitas-kualitas seperti :
- Sensitivitas penerimaan atau kemampuan menerima sinyal dari antena yang lemah tetapi tetap dapat memberikan kualitas gambar yang bersih dari noise.
- Selektivitas penerimaan atau kemampuan untuk memisahkan gangguan dari chanel yang berdekatan
- Kualitas gambar atau kemampuan untuk memberikan detail (resolusi) gambar yang tajam.
2. Rangakaian Detector Video
Rangkaian ini
berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF
gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal
yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan
buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal
suara. Pada rangkaian ini sering
menggunakan sebuah diode detector untuk menyearahkan sinyal gambar. Dioda
detector mempunyai sifat linearitas yang baik dan memiliki distorsi yang kecil.
Dioda yang digunakan pada rangkaian ini biasanya dari jenis germanium. Susunan
sinyal gambar yang keluar dari output penguat IF diumpankan ke anoda detector
dioda. Setelah dilakukan pendeteksian secukupnya polaritas dari sinyal gambar
yang keluar dari katoda menjadi bertaraf negatif (berarti polaritas dari output
katoda adalah negatif).
3. Rangkaian Penguat Video
Rangakaian ini
berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari detector video
sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (Catode Ray Tube). Di dalam
rangkaian penguat Video terdapat pula rangkaian ABL (Automatic Brightness
Level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi
rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat
cahaya pada layar kaca. Disamping itu, pada rangkaian ini juga disertai dengan
rangkaian pembangkit komponen searah (DC) sinyal televisi agar dapat
menghasilkan gambar yang baik pada tabung gambar.
4. Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang
TV
Rangkaian
penstabil penerima gelombang TV di antaranya adalah AGC dan AFT. AGC (automatic
gain control) akan menguatkan sinyal jika sinyal yang diterima terlalu lemah.
Sebaliknya, jika sinyal yang diterima terlalu besar, AGC dengan sendirinya akan
memperkecil sinyal. Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input
secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi
yang berubah–ubah baik channel yang satu dengan channel yang lainnya sehingga
output yang dihasilkan menjadi konstan.
Cara kerja dari rangkaian ini yaitu apabila ada sinyal masuk melalui
tuner, kemudian sinyal ini akan diumpankan ke bagian penguat pertama yaitu
penguat HF, didalam penguat HF ini penguatan sinyal akan naik apabila taraf
sinyal yang diterima turun dan sebaliknya penguatan sinyal akan turun apabila
taraf sinyal yang diterima naik. Dengan
kondisi yang demikian taraf sinyal masukan yang variable menjadi stabil. Semua
taraf sinyal RF yang berguna akan dapat disajikan dalam taraf keluaran.
Sementara itu, AFT (automatic fine tuning)
atau penala halus secara otomatis akan mengatur frekuensi pembawa gambar dari
penguat IF secara otomatis.
5. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini
terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi
vertical, rangkaian defleksi horizontal dan rangkaian pembangkit tegangan
tinggi.
- Rangkaian Sinkronisasi : Pada rangkaian ini yang pertama harus dilakukan adalah memisahkan pulsa-pulsa sinkronisasi dari sinyal video. Pemisahan ini dapat dibedakan berdasarkan amplitudo. Untuk sinyal gambar biasanya berada pada taraf 30% sedangkan sisanya adalah susunan sinyal video yang tidak dikehendaki
- Rangkaian defleksi Vertikal : Arus defleksi vertical dan arus control konvergensi masih diperkuat lagi oleh tingkat output vertical. Karena pada bagian output vertical ini membutuhkan daya yang lebih besar dari tingkat – tingkat yang lain, maka pada bagian output ini dilengkapi dengan transistor yang mempunyai karakteristik daya tinggi.
- Rangkaian defleksi horizontal : pada rangkaian ini berguna untuk mendefleksikan berkas, jadi pada bagian ini harus mampu mendefleksikan bintik telusur dalam tabung gambar secara horizontal (dari kiri ke kanan) dan juga harus sinkron dengan apa yang dilakukan oleh kamera. Dengan demikian bagina ini harus mampu membangkitkan arus listrik dengan bentuk gelombang gigi gergaji yang mempunyai frekuensi sebesar 15.625 Hz.
6. High Voltage Supply (Fly Back)
Berfungsi
sebagai penghasil tegangan tinggi untuk dapat mencatu (mengaktifkan) layer CRT
agar dapat menghasilkan elektron-elktron yang dapat menampilkan gambar.
Tegangan input yang diolah berasl dari tegangan VCC dengan dipengaruhi adanya
kerja transistor horizontal output dengan frekuensi tinggi. Tegangan tinggi ini
digunakan untuk mencatu anoda CRT, sedangkan tegangan menengah digunakan untuk
mencatu rangkaian video output serta katoda dan grid CRT.
Referensi :
https://www.slideshare.net/ekostereo/bab-6-sistem-penerima-televisi
http://www.almuhibbin.com/2012/11/tugas-televisi-dan-video-sebelum-uts.html
0 komentar:
Posting Komentar